Pages

Senin, 06 September 2010

Berkah Doa Sang Walidun


Merawat, membimbing, serta mendidik adalah bukti cinta orang tua terhadapku. Ayah adalah seorang pekerja keras yang telah menunaikan kewajibannya dengan baik pada keluarganya. Orang-orang mengenal Ayah sebagai orang yang dermawan dan suka membantu teman ataupun tetangga sekitar yang membutuhkannnya. Dari sifat kedermawanannya ia lebih mementingkan orang lain daripada diri dan keluarganya. . tak selamanya ia begitu, karena bagaimanapun juga ia sadar akan kepentingan serta kewajibannya terhadap keluarga. Hingga suatu ketika..
"Ha..ha..ha..disini kau rupanya, kesini kau manis..! ayo cepatlah kemari"
"Hah.. mengapa ayah bisa menemukanku padahal aku telah bersembunyi di sudut terpencil dalam rumah ini.." tegasku sambil mengkerutkan dahi.
"Bagaimana ayah tak menemukanmu nak, selama ayah menemanimu bermain di sudut inilah kau selalu bersembunyi"ujarnya dengan mengelus kepalaku"
"Lain kali ayah tak boleh menemukanku"
"Ha..ha.. baiklah kemanapun kau bersembunyi ayah pasti kan menemukanmu"sambungnya
Hanya sepintas permainan itulah yang masih lekat di benakku bersama ayah. sungguh lugu sekali diriku.
Suatu malam ketika aku tlah tumbuh remaja. Aku dan ibuku turun dari musholla usai shalat berjama'ah.
Ibu adalah seorang yang rajin membaca Al-Quran dan tiada putus shalat malam. Di awal malam ia menjelma menjadi bidadari ayu bagiku. Di akhir malam ia menjelma bagai "Rabiyah Adawiyah" yang selalu larut dalam munajatnya pada Tuhan. Pada waktu siang beliau adalah ibu yang penuh pengabdian lahir batin. Ia memang wanita yang berkarakter.
"Assalamu'alaikum!"
"Wa'alaikumsalam" ayah spontan menjawab
Seperti biasa ayah selalu mengecup keningku.
"Ayah, ibu mohon do'a mudah-mudahan ucik sukses di ujian kenaikan kelas Senin lusa !"
"Tanpa kau pinta pun ibu dan ayah selalu senantiasa mendo'akanmu dengan asas demi kebaikan dan kesuksesan masa depanmu nak!
aku tersenyum mendengarnya
"Tapi ingatlah, semua keberhasilan harus dibeli dengan air mata, perjuangan diiringi do'a, jadi selain kerja kerasmu lakukanlah seraya kau berdo'a dan bermunajat kepada-Nya"sambungnya
"Iya, ucik mengerti itu, maka dari itu ucik minta bimbingan nan do'anya. Aku akan berusaha untuk jadi yang terbaik dari yang terbaik. Semua itu aku lakukan hanya untuk membahagiakan ayah ibu dan meraih cita-cita"ujarku
Hari berikutnya, usai belajar dan berdo'a. Terdengar suara sayup-sayup dari arah musholla belakang.
"Asyhadu an laa ilaaha illallah, wa asyahadu annaka rasuulullah. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah" itulah do'a ibu yang terdengar sayup-sayup olehku. Ibu lalu mengangkat kedua tangannya dan..
"Ilahi, tuntunlah langkah putriku tuk meraih ilmumu yang Enakau Ridhai"
"Ilahi, kasihanilah hamba-Mu ini. Berikanlah ia kemudahan dan bimbinglah ia selalu"
"Ilahi, dengan segala kemurahan-Mu, aku mohon keridhaan-Mu untuk segala kebaikan putra-putriku di dunia dan di akhirat"
"Ilahi, hamba mohon Cinta, Kasih dan Firdaus-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu dan Mha Mengasihi, Amiin.."
aku pun ikut mengamininya secara tak langsung dan terucap.Aku terharu mendengar do'a indahnya..
"Selamat tidur anakku, mulailah jadi yang terbaik besok" seiring keteduhan matanya yang tenang dihadapanku
"Insyaallah ibu" sahutku
Bumi terus berputar, Matahari terbit di timur
Hari berganti hari, menit berganti menit, dan detik berganti detik. Seminggu telah usai ujianku.
Selama itu pula aku selalu berangkat dengan di'iringi do'a oleh ayah ibuku. Dan finally, atas Rahmat dan Ridha-Nya, aku naik dengan nilai tertinggi pertama dan kedu di 2 kelas hunianku
"Tuhan sungguh Maha Besar, hanya Dia lah yang mengetahui apa yang akan terjadi pada diriku"
"Semua ini berkah dari-Nya dan dahsyatnya do'a ayah ibu tercintaku"
"Subhanallah.. Kau hebat nak..!!"diiringi dengan senyuman penuh kebanggaan. Aku bergetar nan bahagia menyaksdikan dan mendengarnya.
Bahagianya adalah bahagiaku, begitupun nestapanya adalah nestapaku.
Aku bersyukur melihat mereka tersenyum bangga karenaku hingga tak terasa air mata ku teteskan.
"Alhamdulillah segala puji bagi Allah karna tlah menyempurnakan niatku kali ini" dan itu artinya sebagian dari mimpi suciku telah kutunaikan terhadap orang sang walidayya (orang tuaku).
"Ayah, ibuu aku mencintaimu"

"dari kisah ini ambillah mutiaranya dan buanglah lumpur di dalamnya. saya harap kisah ini bisa melunakkan hati-hati yang keras terhadap berkah kedua orang tua, dan dapat terlukiskan cinta serta menghadirkan bahagia pada segenap hati para pembaca"

Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar